Duh, Semut!
Ceritanya sedang rebahan, mencoba meletakkan punggung barang sebentar saja setelah seharian penuh duduk memandangi laptop. Ada yang aneh ketika kepala menengok ke kanan. Ternyata barisan semut sedang asik berjalan. Panjaaaaaaaaaaang sekali barisannya. Jadi sedikit relax menikmati perjalanan semut.
Tiba-tiba, ada 3 hal yang aku pikirkan ketika melihat barisan gengster ini.
- Hidup nge’genk’ ternyata enak juga mungkin, kerjaan jadi ringan. Berdiri di atas kaki sendiri tidak seenak itu ternyata. Berat, bung!
- Kecil-kecil tapi jika berbanyak serem juga, heh. Kecil-kecil jika hidup juga bikin geger, macam Covid-19. Sesuatu makhluk seikroskopik itu bisa bikin tatanan dunia runtuh. Jangan anggap remeh sesuatu yang kecil memang.
- Ini perjalanan semut berawal dan berakhir, kan? Ga mungkin cuma jalan-ajalan aja kan? Asik bejajar mejeng, berbaris rapi. Ah, sial! Pastilah ada sesuatu yang menarik di kamarku ini.
Dengan sigap aku mengikuti arah si semut, baik genk yang mengarah maju dan yang sebaliknya. Ku awali pencarian mengikuti genk mundur, ternyata mengarah ke atas pojokan atap, dekat dinding galon. OK! itu pasti menuju tempat akhir mereka, yakni pulang.
Sekarang waktunya mengikuti perjalanan arah majunya. Pelan-pelan, bareng tuh langkahku dengan si semut. Lama juga batinku mereka berjalan, sepertinya akan berjam-jam untuk langkahan kaki seukuran semut.
Yak! Ketemu!
Tepat di sini, tidak salah lagi. Ini arah perjalanan mereka. Tujuan genk semut. Di dalam box storage makananku. M-A-K-A-N-A-N-K-U.
Lemeslah ini. Storage adalah tempatku menyimpan sumber kebahagiaan di kala perut meminta bagiannya. Lumbung padiku. Jatah lambungku. Walau isinya cuma khas anak kosan yang tidak jauh dari mie instan (INDOMIE dengan kekayaan Nusantara, yang wajib adalah mie goreng original. FYI ini terfavorit), ada gula, kopi, sarden, kecap, saos pedes, permen. HAH? Iya permen yupiku. Duh… :(
Niat rebahan ku urungkan. Harus diurus tuntas perbuatan genk semut ini. Dengan susah payah membongkar tumpukan storage yang lain, akhirnya ku temukan tersangka storage penarik genk semut. Benar saja, indomie ku jadi remuk. Tandanya, jika dikocok ambrol. Huft… nasib!
Indomie yang banyak ini hasil pemberian. Jumlahnya satu kardus. Kebayang donk berapa item? Tapi sudah lama diambilin juga. Tinggal sisa sekitar 15 bungkus. Cukup untuk bulan depan dan depannya lagi jika tidak ada ide makan apa, atau ketika rasa lapar tidak tertahan di tengah malam, indomie benar-benar solusi ampuh.
“prok prok prok…”
Ku ketok si mie ke lantai. Berharap semut berhamburan keluar dan pergi. Mungkin mereka jadi pusing. Kepikiran…
- Kenapa bisa semut menemukan sumber makanan?
- Kok bisa mereka masuk ke storage kedap udara yang berada dalam storage kedap udara juga?
- Semut gimana ngelubangin si bungkus plastik? Apakah giginya seruncing dan setajam itu? Karena ketika diintip, memang ada lubang sekecil tubuh mereka. Lubangnya beneran lingkaran yang simetris.
Ku sisakan ruang berpikirku untuk terus mengutarakan pertanyaanku perihalmu dan keajaiban tingkahmu itu. Sambil berlalu membereskan apa yang sudah kau perbuat, Duhai Semut!