#MindLog : Paham dan Hampa

Selain sifat dendam, yang akan membunuhmu pelan-pelan adalah overthinking.

Ms. Novilosophy
9 min readMar 1, 2022

#1 Apa Kabar Diriku?

Selain pertanyaan mau makan apa nih? Ada pertanyaan yang akhir-akhir ini ku rasa sangat sulit untuk dijawab. Bagaimana kabarmu?

Jika ku jawab “Aku baik”. Aku tak sebenar-benarnya sedang baik. Aku tidak baik-baik saja. Jika ku jawab “Aku sedang tidak baik”, aku sedang malas saja bercerita perihal keadaan yang sebenarnya. Kemudian, ku pilih diam atau melewati pertanyaan itu dengan bertanya balik “Kamu baik?”.

Sebagai orang yang tidak pandai berbohong namun lihai memutar arah topik obrolan, rasanya kemampuan ini patut untuk semakin ku perdalam. Lelah sekali jika harus bercerita sedang terjadi apa dan bagaimana kondisiku sekarang. Terlalu rumit hanya untuk sebuah penjelasan. Terlalu sakit hanya untuk mengingat. Terlalu lelah hanya untuk sekedar bercerita. Aku enggan.

“Bagaimana kabarmu?” juga menjadi pertanyaan yang ku rindukan, tapi jika hanya ditanya oleh seorang yang ku rindukan pula.

Selepas kepergianmu, aku tidak pernah baik-baik saja.

#2 Ada Apa Denganku?

Ku beranikan diri mengambil jadwal antrian konseling kepada psikolog untuk sekedar menjawab “Ada Apa Denganku?”

Setelah bolak-balik klinik, RS, puskesmas untuk mencari psikolog yang tepat, akhirnya ku labuhkan kepada psikolog yang dirasa pas dengan yang ku butuhkan. Dan akhirnya, aku memahami bagaimana orang-orang yang berjuang dengan mental illnessnya. Aku sekarang bagian dari mereka setelah diagnosis psikolog keluar. Mixed Anxiety and Depressive Disorder adalah hasilnya.

Keputusan menemui psikolog ini ku ambil setelah banyak kejadian mengerikan yang terjadi selama kurun hampir dua bulan, yang terpaksa ku sembunyikan, ku pendam, dan sesekali mengganggu teman-teman terdekatku sekedar untuk meluapkan emosi yang tak terkendali. Semakin dewasa, semakin dipaksa untuk tegar sendirian adalah fakta. Meski tak ada teman terdekatku yang meninggalkanku, namun rumitnya “rasa sakit” yang datang tiba-tiba di tengah kondisi yang tidak bisa ku kendalikan, cukup membuat risau diriku sendiri dan mencemaskan banyak orang yang masih menyayangiku.

Setelah berputar otak dan berinisiatif melumatkan pergolakan batin yang acak ini, ku ambil beberapa solusi yang diprediksi cukup membantu, setidaknya prediksi ini ku buat sendiri dengan keyakinan dan pemahaman atas diriku sendiri.

  1. Rajin ngegym lagi, ambil kelas rutin. Tambah zumba sesekali, namun ternyata menambah setres. Terlebih bagiku yang suka bergerak, namun tidak suka keramaian, musik kencang, dan kegelapan ini.
  2. Menulis. Ini adalah kegiatan paling favorit sejak dari kecil. Menulis di buku diary ataupun di blog pribadi. Makin ke sini suka membagikan apa yang menjadi kerisauan hati, sebagai personal journaling jika suatu hari terjadi pukulan seperti ini lagi dalam perjalanan hidupku.
  3. Berkebun. Tetap rutin dilakukan. Apalagi jika sudah memiliki pliharaan tanaman yang cukup banyak. Kasihan jika mereka juga harus menanggung kegundahan hatiku dan terabaikan karena aku sedang gila. Mereka tetap makhluk hidup yang harus ku rawat dengan kasih.
  4. Beberes. Jiwaku yang terlahir sebagai orang yang rapi, semakin menjadi-jadi karena keadaanku saat ini. Lantai yang sudah disapu, akan ku sapu ulang. Lantai yang telah dipel dengan jenak, akan ku pel ulang supaya makin mengkilat. Buku-buku yang sudah tertata rapi akan ku rapikan kembali, ku susun ulang. Mencuci baju, menjemurnya, lalu setelah kering akan ku cuci ulang. Ya… Pengulangan yang ku lakukan tidak bertujuan, aku hanya ingin mengulangnya saja. Ada kecemasan jika tidak diulang-ulang. Ada kekecewaan jika tidak benar-benar tepat, maka harus diulang-ulang. Aku suka jika tenagaku habis.
  5. Membaca buku. Jika yang biasanya dalam membaca satu buku ku habiskan dalam waktu tiga hari sampai satu minggu, kini cukup satu hingga dua hari saja sudah selesai. Lalu? sudah? Tidak! Tentu akan ku baca ulang minimal hingga dua kali. Aku suka jika ada tambahan coretan dalam halaman-halaman tertentu. Aku ingin menguras isi kepalaku tiap detik, supaya lekas surut.

Pada kenyataannya, semua kegiatan itu tak berdampak kebaikan pada kondisiku. Keengganan untuk bertemu orang masih kuat, bingung saat bertemu keramaian mengakibatkan rasa takut untuk menyebrang jalanan dan bepergian, tidur di dalam kamar mandi menjadi solusi akhir saat benar-benar tidak kuat menahan rasa sakit.

#3 Sibuk Apa Sekarang?

Jika berpikir ada jam kerjanya dan diberikan upah minimal UMR, mungkin aku sekarang sudah punya rumah sendiri, lengkap dengan segala isinya. Apalagi jika durasi kerja melebihi ambang batas dan mengambil jatah shift setiap hari, mungkin tak hanya rumah yang bisa ku dapatkan tapi juga minimal ada 2 mobil yang terparkir di garasi rumah.

Sayang sekali, kesibukanku yang satu ini tidak memiliki bos yang sanggup membuang percuma uangnya kepada hal-hal yang tidak seharusnya.

Entah sibuk untuk fokus pada diri sendiri adalah termasuk kesibukan atau bukan. Yang jelas, aku sibuk belajar berdaulat akan diriku sendiri. Sebelum benar-benar kembali menjemput mimpi-mimpiku yang tertunda, baiknya memang harus istirahat sejenak dari apapun. Aku siap dan mengakui keterlambatanku demi pulihnya jiwa dan mentalku ini.

#4 Masih Sakit?

Do you know?
If it still makes you cry, it still matters.

#5 Sudah Makan?

Ada yang pernah bilang begini “Diet paling mustajab adalah patah hati.”

Selamat, aku sekarang mengerti apa yang dimaksud kalimat di atas. Berhasil menurunkan berat badan 10kg dalam sebulan saja tanpa berniat untuk diet.

Perlu ditulis tipsnya? Ah, tidak cukup baik untuk ditiru!

#6 Jodoh Bukan Cerminan Diri

Ada,

Lelaki yang tidak benar-benar baik mendapat pasangan yang terlihat baik. Memang adil di mataku belum tentu pas di mata orang lain. Dan benar di mataku, bisa jadi tidak benar di mata orang lain.

#7 Rupa-Rupa Berdamai Dengan Masa Lalu

Menghapus jejak bukan sekedar unfollow, unmentioned, unfriend, deleted moment. Baru mengerti betapa masih kekanak-kanakannya wahai kamu.

Tidak kah kau ingat betapa privatenya hidupku yang enggan membagikan momen indah bersamamu? Demi apa? Demi rasa hormat dan sayangku yang tidak pernah berubah sebiji dzarrohpun.

Pun ketika kau pergi begitu saja. Hanya kisah sebagai pembelajaran yang mampu aku tuliskan tanpa mengurangi rasa hormat dan sayangku padamu. Bagaimana tidak, hasil buatan lukisan kisahmu kepadaku akan abadi dalam perjalananku.

The more you go far away, the more it will bring you closure.

The more you try harder to erase me, the more it will stay.

You were my man with high integrity as a human being and mature man, now you change to be a boy. Sound so funny how people downgrade themselves to please being a slave.

Bukankah menjadi manusia jika bertemu masalah, sudah sepatutnya dihadapi dan diselesaikan, bukan malah sembunyi, pura-pura lupa, berbelit, menutup alasan satu dengan alasan lainnya, dan menghapus jejak begitu saja.

Masalah tidak akan pernah mau sekedar mengantri untuk masuk dalam kehidupan.

#8 Kepada Para Pemenang

Aku tetap yang terbaik di tempat yang tepat.
Namun aku tetaplah yang terburuk di tempat yang salah.

#9 Yang Tetap Menjadi Pecundang

Tidak semua salah bisa dibayar dengan maaf.
Tidak semua sepi disembuhkan keramaian.

Tidak seharusnya rindu dipendam, suatu saat bakarlah. Lalu arungilah samudera dan bawa abu rindumu untuk kau lempar ke luasnya lautan.

Mencintaimu adalah ketidaksengajaan. Dan deretan kata kerja selanjutnya yang mengiringinya, termasuk merindumu dan akhirnya meninggalkanku.

Jiwa samawiku telah terisi cintamu yang penuh kuasa
Jiwa buasku sangat ingin memilikimu seutuhnya
Jiwa hewaniku mengubahmu menjadi apa yang ku minta

#10 Secarik Lukisan Darimu Padaku

Kembang dan kumbang.

Menjadi setangkai kembang bisa apa selain menunggu dan menguatkan diri dalam penantian?

Tak seperti kumbang yang kesana kemari terbang dan hinggap sana-sini, kembang hanya menjadi tempat singgah yang kebanyakan tidak untuk menetap.

Kembang bisa apa? Jika semua nektar dihabiskan kumbang, kemudian makin hari makin layu dan mati. Setangkai, sendiri.

Ingin ku meminta terlahir menjadi kembang unik dan langka, tapi tidak berbau busuk.

Ingin ku meminta terlahir menjadi kembang cantik nan menawan, tapi tidak cepat layu ketika sudah mekar berbunga.

Ingin ku meminta terlahir menjadi kembang berumur panjang dan kokoh di terjang segala musim, tapi tetap menarik kumbang bukan terlihat sok kuat dan misterius.

Namun, semua hanya sebatas ingin,
Yang berakhir dingin.

Catatan penting dari Kembang dan Kumbang: Never create your identity in the manner of a large botanical garden. Create a character that resembles the sky, which everyone desire to achieve.

#11 I can't control everything that pops up in sudden

Manifestasi cinta adalah kerinduan.

#12 Penasaran

Kok ada manusia yang tercipta bisa hidup enak, setelah menyakiti orang lain?

Kok bisa manusia masih tertawa lepas, setelah menghancurkan hidup orang lain?

Kok manusia tetep bisa merasa baik-baik saja, setelah membinasakan impian orang lain?

Rupa-rupa ciptaan Tuhan dengan segala kehendakNya.

#13 Keseimbangan

Nikmat yang sesungguhnya adalah diberikannya kesedihan. Supaya manusia bisa paham makna kebahagiaan yang didapat.

Kenikmatan lainnya adalah kemampuan untuk berdialog dengan diri sendiri. Dilengkapi dengan dua pribadi yang berbeda, seakan eksistensi paradoks ketika berdialog antara aku dan aku tak akan pernah usai. Sehingga, bisa ku ciptakan yin dan yang dalam kedaulatan diriku sendiri.

#14 Rotasi

Kau mengira, segala keputusan yang sekarang dibuat adalah yang paling benar dan terbaik?

Bahwa sesungguhnya manusia lupa akan adanya kebenaran relatif dan absolut. Relatif, karena benar bagi kaum yang percaya itu benar. Dan absolut, bagi pemilik Sang Kebenaran.

Bahwa sesungguhnya yang terbaik adalah yang paling diridhoiNya. Kapan tau jika Tuhan ridho atas kita?

Semenjak kehidupan adalah sebuah misteri. Adanya kepastian dan kebenaran adalah hal yang menjadi relatif. Jika disematkan konteks dan dasarnya, jadi lebih objektif cara pandang kita. Jika tanpa itu, bisa jadi hanya deretan opi dan sekedar wacana. Atau dua hal tersebut, kepastian dan kebenaran, bisa saja berkaitan dan bahkan tidak berkaitan sama sekali, tergantung konteksnya tadi. Jadi, dalam hidup tidak akan ada yang benar-benar pasti dan tidak pula ada kebenaran absolut. Barangkali harus ada kesalahan dulu, baru kemudian bisa dikatakan ada kebenaran. Bisa saja haris ada ketidakpastian dulu supaya muncul kepastian.

#15 Di Dalam

Ketika diberikan hujan, carilah pelangi
Ketika diberikan gelap, carilah bintang

#16 Sesungguhnya

“…justru dari kekurangan, keterbatasan, ketidaksempurnaan manusia itulah yang menjadikan manusia menjadi makhluk yang memiliki kesempurnaan dan menjadi manusia yang sesungguhnya.”
_Candra Malik

#17 Ikhlas

“Semua manusia ini binasa, kecuali yang beramal. Semua yang beramal binasa, kecuali yang tulus. Semua yang tulus binasa, kecuali yang ikhlas. Yang ikhlaspun masih terancam binasa, karena dia tidak tahu apakah keikhlasannya dinilai Tuhan sudah ikhlas apa belum.”
_Prof. Qurais Shihab

#18 Manipulatif

Saat masih bersamaku, kau tuangkan arak yang memabukkan. Saat aku sudah terbuai dan kehilangan rasa sadar, tepat saat itulah kau tinggalkanku. Padahal dalam ketidaksadaranku, aku masih terjaga dan mampu membaca alur permainanmu.

🎶

Dan benar saja ada hati lain yang kau jaga
Seakan-akan ku tak bisa membaca
Kau buat seperti tak ada yang terluka
_Fabio Asher

#19 Be Bold

Psychology says truth is never as painful as discovering a lie.

#20 Living Lonely and Loveless

Saat sibuk menyelami diriku sendiri dan mencari eksistensi manusia perempuan yang pernah sekuat baja dan setegar karang, aku tetap tidak bisa menemukannya. Aku benar-benar sudah jatuh terlalu dalam kepadanya, yang dengan sukarela ku berikan diriku seutuhnya karena termakan janji manismu.

Disinilah energiku semakin habis. Seharusnya, ketika sedang terluka, fokus kepada luka saja. Tak diperlukan usaha keras mencari obatnya, karena luka itu tidak bisa terobati. Try to embrace your fragility.

#21 Mencitai Rasa Sakit

Pernahkah kamu berada di titik tidak merasa sakit apapun saat kamu benar-benar sedang sakit?

Ya, aku sangat mencintai perasaan itu sekarang. Sangat menikmati darah yang keluar dari tubuhku sendiri. Sangat menikmati sakit dan luka yang semakin lama dirasa jadi tak terasa apapun. Sangat senang melihat bekas-bekas luka di tubuhku.

Ya… aku tidak merasakan sakit apapun sekarang akibat luka yang terlalu dalam.

Mungkin dia hanya lupa terlahir dari rahim perempuan yang tidak sepatutnya disakiti. Siapapun perempuannya.

#22 Melayang

Tiba-tiba demam, sangat panas ku rasa. Kepala terasa berputar. Mata mulai berkunang-kunang. Dada semakin sesak. Nafas tersengal-sengal. Dibarengi mual. Nangis mengerang. Semua datang tiba-tiba di tengah aku yang sedang gembira.

Dan akhirnya aku butuh obatku lagi. Kemudian aku tenang. Aku gila?

#23 Tak Butuh Bahagia, Tapi Tenang

Dulu menjadi bahagia adalah puncak tertinggi pencapaian yang harus ku gapai. Ukuran suksesku adalah saat aku bisa bahagia. Bahagia melihat orang sekitarku bahagia. Bahagia saat keluargaku bahagia. Bahagia saat pasanganku bahagia. Bahagia saat dirikupun bahagia.

Ternyata bukan itu tujuan sebenarnya dalam sebuah kehidupan. Aku lebih memilih ketenangan daripada kebahagiaan.

Sejak aku merelakanmu bahagia dengan orang lain. Sejak aku merelakanmu bahagia dengan keputusan tiba-tiba dan sepihakmu. Sejak aku merelakan orang lain bahagia dengan segala kerelaan dan lukaku. Aku tak lagi butuh bahagia, sekarang aku butuh ketenangan, kedamaian.

#24 Darah dan Air

Aku sempat lupa betapa kentalnya darahmu daripada genggaman air di diriku, sehingga aku sempat terlena bahwa kau bisa kembali ke darah asalmu. Dan air dalam kehidupanku, ku letakkan kembali ke sungai yang sempat tak mengalir dulu.

Aku sempat menjadi air yang memberikan kehidupan sekitar, dan aku masih air yang sama. Semoga masih memberikan kehidupan bagi orang lain di tempat yang berbeda.

Sekuat-kuatnya kau menggenggam air, ia tetap akan pergi mengalir bukan?

#25 …

Faktanya, tidak punya uang cenderung lebih banyak mengeluarkan air mata daripada patah hati. Maka, kembali fokus mengisi pundi-pundi adalah rencana jangka pendek yang masih bisa terpikir olehku.

#26 Masih Sesuatu

Pagi-pagi sekali sudah beranjak dari kasur yang ku rasa semakin nyaman daripada dingin dan kerasnya lantai kamar mandi yang pernah menemani tidur sebulanku. Sekarang, sedang sangat berusaha merealisasikan rentetan kegiatan harian yang sengaja dibuat tanpa jeda, kecuali untuk isoman (istirahat-sholat-makan😎).

Kali ini sedang semangat sekali membuat desain sesuatu. Sambil memasang playlist random dari Youtube Music.

Kemudian mak deg sliweran deretan kata-kata ini…

🎶

Kurelakan Melepas Dirimu
Walau Sakit Aku Harus Terima
Mungkin Sudah Nasib
Aku Gadis Yang Malang
Ditinggal Kekasih
Kini Sendiri Lagi...

Kuharap Kau Bahagai
Dengan Gadis Pilihan Orangtua Mu
Biarlah Ku Mengalah
Demi Keutuhan Engkau Dengan Dia
Walau Hati Ini Luka

_Nike Ardila

In the end, it still matters anyway.

#27 Be You

Do I need to say it’s ok when actually I'm not? Well, just be authentic. Your not ok is valid.

#28 Kepayahan

Tulisanku makin hari, makin utuh. Artinya ada sesuatu yang sedang benar-benar payah dan salah.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Ms. Novilosophy
Ms. Novilosophy

Written by Ms. Novilosophy

“Look at me as many times as you wish, but you won’t get to know me! Since you have last seen me, I’ve changed a hundred times!” ~ Rumi

No responses yet

Write a response