#MindLog 2: “?” (Tanda Tanya)

Everything has a crack in it, and that’s where the light comes in.

Ms. Novilosophy
14 min readAug 2, 2022

#1 Kepayahan Berupaya

Dalam sebulan, ada 2 minggu jadwal tidurku teratur. Mengikuti prinsip temanku bernama Nura menyoal jadwal tidur. Rupayanya jejak ingatanku akan dia cukup membantu menjadi obat tidur. “Nura must sleep at 10.” Begitu tulisan dia di dinding yang pernah aku lihat. Dan terima kasih, kali ini aku mengikutimu.

Namun, 2 minggu lainnya dalam sebulan, mataku akan tetap terjaga. Menarik selimut, mematikan lampu kamar, menata bantalku, lalu berpura-pura tidur. Aku hanya berharap, dalam kepura-puraan ini aku akan tetap baik-baik saja. Padahal aku hanya memejamkan mata. Nyatanya tidak tidur sama sekali.

Aku masih bisa mendengarkan suara tengak-tengok kipas angin. Aku masih mendengar suara langkah kaki kucing di atas atap. Aku masih mendengar derap kaki penghuni kamar sebelah. Aku masih mendengar adik-adik penghuni kamar sebelah yang asik berdiskusi dan menghabiskan malam bercengkarama ngalor ngidul. Aku masih mendengar derasnya hujan yang sering datang di bulan-bulan ini, Desember — Januari — Februari — Maret.

Dan… Aku masih bisa mendengar suaramu yang terbiasa menemani tidurku. Dongeng-dongeng anehmu masih bisa aku ingat walau banyak bagian yang terlupa, karena aku berhasil tidur lebih dulu darimu.

Begitu siklus tidur bulananku. Dan setidaknya ini lebih baik daripada siklus tahun yang dulu, saat aku benar-benar menjalankan trik berpura-pura tidur selama tiga bulan. Iyah… tiga bulan tanpa bisa tidur sama sekali. Jangan bertanya bagaimana rasanya. Yang jelas semua syarafku seperti sudah mati rasa.

Malam ini kebiasaanku yang mengulang-ngulang segala hal mulai berbisik begitu meresahkan. Ku putuskan memutar playlist youtube dan melabuhkan ke lagu karya Dream Theater yang berjudul The Spirit Carries On. Lagu ini akan otomatis berulang dimainkan tanpa merasa kelelahan.

The Spirit Carries On

Dream Theater

Where did we come from?
Why are we here?
Where do we go when we die?
What lies beyond
And what lay before?
Is anything certain in life?

They say, life is too short
The here and the now
And you’re only given one shot
But could there be more
Have I lived before
Or could this be all that we’ve got?

If I die tomorrow
I’d be all right
Because I believe
That after we’re gone
The spirit carries on

I used to be frightened of dying
I used to think death was the end
But that was before
I’m not scared anymore
I know that my soul will transcend

I may never find all the answers
I may never understand why
I may never prove
What I know to be true
But I know that I still have to try

If I die tomorrow
I’d be alright
Because I believe
That after we’re gone
The spirit carries on

Move on, be brave
Don’t weep at my grave
Because I am no longer here
But please never let
Your memory of me disappear

Safe in the light that surrounds me
Free of the fear and the pain
My questioning mind
Has helped me to find
The meaning in my life again
Victoria’s real
I finally feel
At peace with the girl in my dreams
And now that I’m here
It’s perfectly clear
I found out what all of this means

If I die tomorrow
I’d be alright
Because I believe
That after we’re gone
The spirit carries on

…hingga alarm menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Jika kebanyakan orang memasang alarmnya sendiri untuk membangunkan orang lain, itu tidak terjadi padaku. Alarmku akan terdismiss bahkan saat sebelum dia sempat mengeluarkan bunyinya. Disitu aku meringis bangga. “Aku menang!!!” Bisikku kepadanya.

Aku menjalankan ritual malam layaknya hamba Tuhan pada umumnya lakukan. Bukan untuk menjadi yang paling religius. Hanya saja, malam sudah menjadi teman paling setia seumur hidupku, selain hadirnya diriku dan diriku yang lain itu. Buatku, matahari tenggelam adalah ‘waktu emas’. Aku merasa otakku bekerja lebih luar biasa di jam seperti ini dan kemampuan berpikirku jauh lebih produktif. Sehingga, ketika berdialog denganNya aku jauh lebih siap, realistis, tak memaksa, dan merasa Dia begitu erat dalam memelukku.

#2 Dimana?

Ku ingatkan sekali lagi, jangan sok tegar dan berani buat memainkan playlist acak YoutubeMusic. The next song suggested is actually seeing your current mood. This is a gentle reminder :(

Dan moment of silence datang lagi. Apa artinya? Ingat prinsip #27 yang tertulis bulan lalu? “Your not ok is valid. And it is really ok tho.”

Kepada diriku yang lelah…
Cobalah duduk barang sebentar Istirahatkan egomu yang lelah terlantar, Pejamkan mata dari kenangan yang enggan berhenti berputar.

Oh, semudah itu engkau pergi
Meninggalkanku tenggelam dalam sepi
Teganya dirimu sentuhku dengan cintamu
Secepat itu, dan kini kau berlalu

Ku hilang kar'namu
Aku tersesat kar'namu
Hancur sudah semua karenamu

Di manakah engkau kini?
Aku berselimut sepi
Menangis, memanggil namamu

Ke mana harus kucari
Saat rindu membunuhku?
Jangan jadikan hati ini
Hati tak bertuan

Ho-oh-oh

Oh, senandung lirih cintaku
Jatuh berderai, sakit terasa pilu
Teganya dirimu sentuh aku dengan cintamu
Secepat itu, dan kini kau berlalu

Di manakah engkau kini?
Aku berselimut sepi
Menangis, memanggil namamu

Ke mana harus kucari
Saat rindu membunuhku?
Jangan jadikan hati ini
Hati tak bertuan, ho-oh-oh

Hu-uh-uh

Di manakah engkau kini?
Aku berselimut sepi
Menangis, memanggil namamu

Ke mana harus kucari
Saat rindu membunuhku?
Jangan jadikan hati ini

Jangan jadikan hati ini tak bertuan
_Hati Tak Bertuan “Rossa”

#2 عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ

Ketika bahagia sudah bukan lagi tujuan hidupku, melainkan ketenangan dan kedamaian. Ketika hidup, ku yakini hanya sebuah perjalanan dan pulang adalah tujuannya. Maka teringat kisah yang diriwayatkan ath-Thabarani.

أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ، وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

“Jibril mendatangiku lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.” Kemudian dia berkata:” Wahai Muhammad! Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921 Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483)

Sepertinya, hadits di atas ini akan jadi mantra baruku setiap kali bangun tidur, selain mantra hits anak Instagram yang ada di bawah ini ^^,)

I am healthy, I am wealthy
I am rich, I am that B (yeah)
I am gonna go get that bag
And I am not gonna take your S (uh)
I am protected, well respected
I’m a queen, I’m a dream (yeah)
I do what I wanna do
And I’m who I wanna be
’Cause I am me
_Yung Baby Tate

#3 Awakening

Hari ini aku ingin memperdalam ikhlas dengan memangkas rambut yang sudah ku rawat begitu sabar dan menanti dia tumbuh hingga bertahun-tahun. Akhirnya aku lepaskan dia. Mba Pangkas Rambut berulang kali bertanya, “sudah yakin mba segini dipotongnya?”

“Iya!” Jawabku tegas.

Sebagai seorang yang hampir enggan memangkas rambutnya dalam hidup, pasti paham bagaimana rasa campur aduk yang berkemelut saat itu. Ya… Aku merelakan sekitar 25cm untuk dibabat habis.

“I feel so fresh.” Gumamku dengan senyum tipis.

Yang lebih lucu saat melihat ekspresi Mba Pangkas Rambut. Sedih sekali rupanya dia. “Mba, ini bagus sekali loh rambutnya. Nda eman-eman po, mba?”

Jian… Pertanyaan gini kenapa ditanya lagi setelah sudah diputuskan. Ya jelas menggoyahkan keyakinanku toh mba…

Sekali lagi, I have a fresh sense of energy and am eager to return to the battlefield.

"It's not a punishment:
The universe has shaken you because you were sleeping for too long."
_Paulo Coelho

Dengan begini, bukan berarti aku menafikan perasaan dan lukaku. Bukan sedang ingin berpura-pura bahagia dan menjalani hidup apa adanya. Bukan pula sedang berakting layaknya bintang hollywood yang menjadi pemeran utama dalam sandiwara kehidupanku. Bukan sedang mencoba membuat orang lain bahagia dan menyenangkannya. Bukan sedang ingin sok tegar dan membuat wacana angan-angan. I want to embrace everything I got this far. Sudah ku tuliskan bukan di #27. Just “Be Authentic!” Be real.

#4 What Can You Say?

You can say sorry a million times,

…say I love you as much as you want, say whatever you want, whenever you want. But if you’re not going to prove that the thing you say is true, then don't say anything at all. Because if you can’t show it, your words don’t mean a thing. An important lesson that we must learn in life is not to say things we don't mean. Don't lie in order to satisfy somebody for a moment because the pain that you cause them can last them for a lifetime.
_The Unknown

Dengan rasa percaya dirimu yang merasa paling dekat dengan Tuhan, kemunafikan tidak akan pernah mudah dibayar tuntas dengan maaf dan kontan dengan hari pembalasan. Hanya Tuhan Yang Maha Pemaaf.

Memberikan maaf kepada orang lain sebelum orang tersebut meminta maaf adalah perkara mudah. Termasuk dengan melupakan. Tahukah kamu apa yang paling susah? Trauma yang diakibatkan dari segala perkara kejadian-kejadian ini.

Gek lang dititeni "Promises are always the sweetest lies." Koyok jerene wong wong kae. Omonganmu koyok telo, empuk tapi nyereti --"

Trauma akan terus dibawa dan bukan waktu penyembuhnya. Entah apa. Jika sudah ku temukan jawabnya, ku beri tau kau di sini. Yang jelas, semua telah jadi mimpi indah dan akan terus menjadi mimpi yang terburuk.

Seperti yang sudah-sudah
Cintaku padamu tak ada habisnya
Semakin jauh jarak yang kita jaga
Mimpi-mimpi kembali nyata

Memikirkanmu tanpa direncanakan
Menjadi titik paling kritis yang dijawab dalam impian
Tanpa ada keberlanjutan tindakan
Terbangun tetap dalam kesendirian

#5 Backward

Merujuk pada model penjajahan. Seseorang menjadi terjajah karena penjajahnya yang pintar, atau kaum terjajahnya saja yang bodoh? Hingga harus betahun-tahun bisa dijajah.

Konsep menarik untuk diletakkan pada perjalanan kisah cintaku. Sudah berusaha belajar untuk tak mau terjajah dan menjajah, namun tetap saja dinggap begitu bodoh. Dan sekarang kuputuskan, jika dulu aku terbiasa berlari kencang. Sangat kencang. Kini aku belajar untuk lebih mindful. Cukup berjalan perlahan sajapun tak apa dan satu hal, jangan pernah mundur.

Walau tenagaku habis dengan kegelapan kemarin. Walau hari ini pun masih tetap gelap. Namun, aku masih bisa melihat harap dari retakan yang diselipkan seberkas sinar.

#6 Jangan Pernah

Terkadang masih terlintas sebesar dan sehebat apakah rasa sebuah cinta?

Gambaran cinta kasih antara ibu dan anak, ayah dan keluarga kecilnya, antar pasangan yang saling menggenggam angan, cinta tanpa tanda jasa guru dan muridnya, kasih pemberi dan yang diberi — yang membutuhkan.

Dahsyatnya sebuah ketulusan dalam perjalanan cinta, baik kepada sesuatu atau seseorang, akan terus menjadi kisah perjalanan yang tidak berakhir dan berujung. Seseorang tidak akan pernah tahu kisah berakhir dengan bahagia atau tangis kemurkaan, berujung dengan dia atau bukan dia.

Sejelasnya Sujiwo Tejo pernah bertutur “Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa.”

“Ya, mbah. Saya sangat paham kalimat ini sekarang. Rasanya begitu sangat memahaminya, merasakannya, dan mengalaminya sekarang. Saat dulu hanya pernah sesekali membacanya, senyap-senyap sekelebat lewat di beranda sosial media dan dari buku-buku yang mengutip kalimat ini. Tanpa pernah masuk ke angan-anganku dahulu, dan bahkan tak pernah akan membayangkan jika akan benar-benar merasakannya seperti saat ini.”

Never beg for love.

Never beg someone to love you back or be with you when you want to. Never beg for someone’s time, commitment, affection, and attention. Never beg someone to stay with you when you need him the most. Because in the first place, if he loves you that much, he won't leave you and let go of your hand. He will never let you beg for his presence and love because he will give it to you with open arms. Don't beg, it’s demeaning and degrading. Remember, if you have to beg, he’s not worth it. No one is worth begging for.
_E.J Cenita

#7 Insting

Bukankah perempuan yang baik tidak akan merebut milik orang lain, pun sebaliknya?

Kebenaran hari ini, bisa jadi salah di masa depan, karena manusia berubah. Be ready for losing anyone anything anytime, because forever doesn't exist, baby!

#8 Menuhankan Pikiran

She loved him, He loved her, But it wasn't that simple!

Ya mau gimana lagi, walau kamu adalah es krim strawberry yang seger, tapi dia nyari es krim coklat yang manis atau vanilla yang menggoda. Apa boleh dikata?

#9 Who Were You? Before They Break You

There was somebody who said about a strong lady. He stated, "Don't you remember that Daenerys is a growing queen? She starts fiery and feisty, as she finds her way while also accompanied by the right people she develops her character. In the end, she becomes the most fearsome queen in seven kingdoms. And she acts elegantly too without losing her fire. I see that dragon analogy as your emotion, your spirit that you need to control and use in the right time right place. So yeah I think you can do this, and I believe you already have people that stand behind your back too.”

Kenyataannya, ada aku yang hilang.

Aku yang hilang
dari kebahanaan asumsi dan pikiran orang-orang
dari gemuruh pekatnya pandangan wanita lajang
dari tidak konstruktifnya landasan pelabelan negatif manusia bujang

Aku yang hilang
dari sekedar angan-angan yang tak pernah lagi terbentang
dari narasi pikiran akan hidup berpasangan yang semakin gamang
menjadikan konsep pernikahan tak utuh dan pincang

Aku yang hilang
dari akibat tipuan petualangan romansa Sang Lanang
dari akibat rasa percaya bukan kepada salah orang
dari jurang pemberian rasa percayaku dan berakhir menghilang

Dari perang batin antara siap meletakkan percaya vs remang-remang mempersiapkan diri mengikhlaskan karena kecewa,
Dariku yang akhirnya menghilang

#10 All The Promises Are Made in China

Benar jika banyak orang berkata, laki-laki itu yang bisa dipegang cuma satu, omongannya, janji-janjinya. Bukan berlaku sepihak kepada laki-laki saja, wanitapun seharusnya demikian. Namun, makin ke sini, semua semakin ke sana. Bagaimana tidak, semua janji-janji laki-laki semakin tak bisa dipegang, semakin rapuh, mudah rusak, dan jika gampang rusak ya dianggap murahan.

Pengibaratan semua janji-janji laki-laki adalah buatan China dianggap sebuah metafora umum yang dimengerti banyak orang. Barang-barang buatan China memang paling banyak beredar di pasaran karena harganya yang relatif terjangkau untuk semua kalangan masyarakat, dan jumlah kuantitas ini tidak sebanding dengan kualitasnya dikarenakan harga yang dipatok terlampau murah dan akhirnya berakhir sedih di tempat sampah, maka dianggaplah murahan.

Kualitas barang-barang buatan China memang kurang terjamin dan memang dijual dengan harga sangat murah, maka tidak heran jika tidak awet. layaknya janji-janji laki-laki yang mudah rusak dan murah karena sering dilontarkan/diobral tanpa sedikit fakta yang terjadi menunjukkan kenyatannya. Dalam realita, sering ditemui fenomena ini. Dan asumsiku mengatakan makin ke sini tingkat kualitas janji-janji seorang pria semakin rendah.

Kenyataan yang paling kental dan dekat dengan kehidupan romansaku ini adalah salah satu buktinya. Entah kenapa, setiap kali hatiku memberikan rasa percaya walau setengah persen saja jumlahnya, dengan mudah ku dapatkan rasa kecewa. Seakan-akan seperti kejadian mukjizat “snap”nya Thanos, semua terjadi dalam sekejap, sesaat setelah ku berikan rasa percayaku ini pada seorang manusia.

Terkadang pernah terpikir akan sesuatu hal. Apakah ada korelasi tertentu antara sebuah kepercayaan dan realita yang mendekatinya.

Jadi, semua bermula saat, alm. ayah sebelum meninggal berpesan kepadaku bahwa “jangan pernah percaya kepada siapaun, termasuk kepada orang tuamu sendiri. Kecuali kepada Tuahnmu, itupun jika aku percaya eksistensi Tuhan.” Terdengar seperti idealisme yang ekstrim, tapi itu yang jelas ku ingat dan semakin ku yakini sekarang.

Sesaat pesan ini terucap, alisku terangkat dan dahuku mengernyit untuk berusaha memahami pesan yang diucapkan sungguh-sungguh oleh ayahku di saat-saat terakhirnya. 14 tahun berlalu, dalam perjalannya, acap kali aku dikecewakan akibat dari diriku sendiri yang beberapa kali secara nyata memberikan rasa percaya kepada seseorang. Kemudian, aku teringat almarhum ayah. “Oh, Ayah. Aku kembali dikecewakan.” Dan ku akhiri rasa sakit itu dengan tersenyum kepadamu, mengingatmu lagi.

Padahal, proses memberikan kepercayaanku kepada orang lain terbilang tidak pernah semudah orang-orang pada umumnya. Selain faktor pesan kuat dari almarhum ayah, pengalamanku yang sejalan dengan sebab-akibat akan percaya vs kecewa, membuatku begitu rumit untuk sekedar percaya kepada sesuatu ataupun seseorang. Apapun jenis konteksnya.

Dan sangat tidak beruntungnya, akan selalu ada momen seperti ini, dimana aku pada akhirnya melabuhkan rasa percaya kepada seseorang, dan tentu saja saat itu akan aku barengi sebuah penerimaan sepaket dengan kekecewaanya, tunai.

“And… Boom! It’s happened again!”

Meski, konsekuensi pemberian percayaku ini dibarengi dengan penerimaan akan kecewa setelahnya, tetap saja hal ini bisa membuatku begitu berat menerimanya. Terlebih jika ini berkaitan dengan sebuah hubungan yang dibangun sangat lama, seperti 7 tahun terbiasa bersama lalu kemudian diubah tiba-tiba sepihak untuk menjadi orang asing. Selain waktu yang katanya akan menyembuhkannya, ku rasa, tidak akan pernah ada luka yang benar-benar bisa sembuh. Akan selalu ada rasa sakit yang tertinggal dan hidup bersamaku. Namun, aku hanya berharap satu hal, selain semoga bisa dikuatkan dengan sakit bawaan ini, aku tetap bisa melanjutkan hidupku yang semakin tidak sempurna ini. Dan harapanku ini sejalan dengan siapapun yang akan menerimaku dengan seapa-adanya.

Bertambahnya umur dan beratnya kisah hidupku di persoalan hubungan antar manusia dalam balutan kisah romansa ini, akhirnya membuatku semakin dianggap rumit. Iya, rumit! Bagaimana tidak, aku tak akan pernah lagi sama, dari pijakan awalku yang rumit, aku akan semakin pelik ke depannya. Namun, selayaknya “So, verily, with every difficulty, there is relief.” Akupun masih percaya dan pasrah atas kuasaMu. Oh, Allahku.

#11 Kebencian

Memelihara sesuatu itu selalu ada ongkosnya. Termasuk memelihara dendam, amarah, dan kebencian. Dan ongkosnya adalah jiwa dan mentalmu sendiri.

✍️ Memelihara penyakit = bunuh diri

📸 This photograph was captured beautifully and gone forever. It will be impossible to reproduce.

Yaaa… Setidaknya akan selalu ada dua hal dalam otak yang terus berputar dan echoing, kalau tidak orang atau sesuatu yang kamu cintai, ya orang atau sesuatu yang kamu benci. Itu saja.

#11 Pembalasan

Hari ini aku buka dengan krentek (red: perasaan “mak deg”) sempat mendiskusikan perihal eksistensi karma. Di dalam Islam, sebenarnya tidak ada konsep karma. Namun, ada konsep lain yang disebut “iqom” yang artinya pembalasan. Dan ada pula yang dinamakan hukum retribusi ilahi,

“…bahwa aku adalah oemilik karmaku sendiri (kammassakomhi), aku adalah pewaris karmaku sendiri (kammadayado), aku lahir dari karmaku sendiri (kammayoni), aku terhubung dengan karmaku sendiri (kammabandhu), aku terlindung oleh karmaku sendiri (kammapatisarano), apapun kama yang kuperbuat, baik ataupun buruk, itulah yang akan kuwarisi (yam kammam karissasmi kalyanam va papakam va tassa dayado bhavissami)Cula Kamma Vibhanga Sutta. Jadilah pemilik. penentu, dan penanggung jawab atas karma kita sendiri; hanya diri sendiri yang menetukan apa yang akan kita lakukan ke depannya.”

Ya, kita sendiri yang akan menentukan apa yang akan kita lakukan ke depannya, bukan orang lain, bukan atas kemauan orang lain, bukan pula atas suruhan orang lain.

Mengenai karma dan sisi kualat yang biasanya melekat, kali ini aku belajar dari pandangan Cak Nun. Merunut dengan kajian bersama Cak Nun, ada yang namanya konsep kualat yang ternyata berasal dari ragam Bahasa Jawa.

_kualat_
Bukan untuk menikmati atau menonton penderitaan orang lain. Namun hanya saja "Allah itu punya hukum, punya sebab akibat, punya keadilan."

"Berlakunya kapan? Bentuknya apa? Kadarnya seberapa? Kita tidak akan tahu."

Bagaimanapun, ada kalanya memang Tuhan memberikan segala hal yang buruk dan yang baik karena Tuhan yakin manusia itu mampu menerimanya. Sedangkan Tuhan juga menjanjikan kepada hambanya, tidak akan memberikan sesuatu di luar batas kemampuan hambanya. Baik kebaikan dan keburukan yang dirasa pantas untuk diterima oleh seorang hamba membutuhkan

#15 “Klik!”

Bagi seseorang yang tak pernah memiliki rasa cinta yang sama, akan selalu ada definisi atau ekspresi lain untuk sekedar menggambarkan aku yang sedang membangun cinta. Ku sebut hal itu sebagai fenomena “klik” dan turunannya.

Saat sedang berhadapan dengan orang (dalam hal ini adalah lawan jenis), kemudian ada rasa klik yang muncul, sudah dipastikan aku sedang dalam hati yang riang penuh penerimaan pada orang asing. Kapan itu? Saat dia (lawan bicaraku) mengutarakan isi pikirannya, idealismenya, kepercayaannya akan banyak hal, dan semua itu adalah termasuk hal yang baru bagiku, sangat dipastikan aku sedang berada di alam lain yang biasa ku sebut Saturnus, sebuah tempat dimana aku bebas mengungkapan isi hatiku, mengekspresikan pikiranku-mauku-kebutuhanku.

“…because I don't look for intelligence in a person, I look for a soul, depth, passion, vulnerability, and sensuality. All these equate to AUTHENTICITY to me.”
_Lebo Grand

#31 Aku Bulan Ini

Menjadi orang yang sering berefleksi, akan selalu menemukan extraneous variable dan segala alasan untuk tidak pernah membenci, penuh amarah, dan pendendam.

Aku dulu yang masih 20an : “Hidup menua sendirian? Siap!!! Why not?! Kenapa harus banget bla..bla..bla…”

Aku yang sekarang 30an : “Hidup menua sendirian? Ehm.. bisa direvisi ga idealisme konsep kemaren?”

___________________________________________________________________

Kapan waktu bisa berputar dari sederet sendu menjadi tak ada peluh?

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Ms. Novilosophy
Ms. Novilosophy

Written by Ms. Novilosophy

“Look at me as many times as you wish, but you won’t get to know me! Since you have last seen me, I’ve changed a hundred times!” ~ Rumi

No responses yet

Write a response