Novi ya?
Oh, ga di jombang?
Hah?
Kuliah lagi?
Haaaaahh?
Belom nikah?
Jika terlalu berat dan tidak sanggup menghadapi netizen, ya ganti saja smartphonemu dengan ulekan sambel. Barangkali bisa membantu menenangkan hati dan pikiran. Meski kebebasan berbicara dan berpendapat diatur dalam aturan a,b,c, bagaimanapun kebebasan itu tidak berarti benar-benar bebas.
Berlanjut dengan kebebasan berbicara tadi, kemudian ada kelanjutan dampak kata "hah" (satu kata untuk mengungkapkan ketakjuban akan suatu fenomena tertentu).
"Sudah banyak yang kamu tolak memang!"
Sudah melanggar pemaknaan kebebasan, ditambah pula mencoba berasumsi. Sekali lagi, ingin saya ulangi "Jika terlalu berat dan tidak sanggup menghadapi netizen, ya ganti saja smartphonemu dengan ulekan sambel."
Meski asumsi adalah bagian dari perhatian berlebih dari netizen, bukan berarti tak berlandaskan sebab-musababnya. Barangkali, kurangnya komunikasi dan tidak adanya penggalian informasi mendalam, membuat sebagian orang begitu mudahnya memberikan asumsi. Ya tidak apa-apa. Orang yang tidak tahu kan hukumnya dima'fu.
Lambat laun, seiring bertambahnya umur, yang kata orang semakin tua itu menyebalkan, sedangkan di film Jumanji: The Next Level, seorang kakek dari tokoh Spencer, Kakek Eddie berkata bahwa "menjadi tua adalah anugrah". Mungkin saya sedikit banyak mulai memahami hal ini. Mencoba lebih mengerti, bersabar, dan memaafkan ketidaktahuan ataupun idealisme menahun seseorang bisa jadi membuat hati lebih bahagia dan merdeka.

Dariku yg sudah beranjak berbahgia di 28th