Barangkali Semesta Tidak Berpihak Padaku

Ms. Novilosophy
4 min readAug 3, 2020

--

Hanya untuk pemanis sebelum baca

Ingin sedikit berbagi sudut pandang dan pengalaman.

I’m NOT pro in procrastination.

Bertahun-tahun dibiasakan untuk hidup teratur, dalam arti rajin membuat rencana yang runut, dan konsisten melaksanakan segala rencana yang sudah terancang. Polisinya ya memang diri sendiri, tapi jika sudah dibiasakan sejak dini untuk hidup teratur, ya bisa saja manut, dengan membubuhkan sedikit ancaman dan hukuman pada diri sendiri jika memang melanggar.

Positifnya, ya jadi orang yang bisa mengatur langkah jauh ke depan, menyiapkan rencana cadangan tidak hanya “plan A” tapi bisa sampe “plan N” atau “Z”. Sesungguhnya tidak mudah membuat sebuah prediksi dan amunisi perencanaan, karena butuh kalkulasi tajam. Selain itu, a good planner menjadikan pribadi lebih mawas diri, menyiapkan hati yang sering terluka karena banyak yang tidak sesuai dengan rencana. Namanya juga manusia, perhitungan kadang meleset.

Negatifnya, tidak tahan dengan kejutan-kejutan dadakan. Serangan kejutan tersebut biasanya memiliki efek panik yang sampai berlebihan, akibatnya tidak fokus mencari solusi dari kejutan yang terjadi. Tidak luput juga menjadikan pribadi yang tidak bisa spontan dan kurang fleksibel. Bayangkan saja, ketika hasil revisi skripsi terlampau telat diselesaikan yang berakhir pada mepetnya deadline pengumpulan. Hari H printer di kos ngadat. Lalu jalan nyari mamang print yang terdekat, tapi tutup. Giliran ada yang buka, udah jauh, tintanya habis. Udah diisi nih si tintanya, eh printer ngadat.

Sabar!

Tapi waktu terus bergerak dan terasa semakin cepat. Ditambah berdebarnya jantungku tidak bisa terkondisikan dengan cakep.

Berlalunya pengalaman kejutan itu, membuat pola pikirku akan menghidupi sebuah rencana ciamik bukanlah jalan satu-satunya mengatasi penguripan di dunia ini. Mulailah berlatih untuk lebih lunak, dalam arti berfikir seperlunya, merencanakan sekedarnya, menyiapkan diri dengan secara natural tidak panik menghadapi kejutan. Disadari atau tidak, hidup memang butuh kejutan yang kadang bisa beurujung bahagia atau sebaliknya. Yang perlu diwaspadai ketika tidak sesuai rencana dan prediksi, bagaimana harus bersikap dan tetap solutif menjadi hal utama yang perlu diregulasi, terutama sisi emosi dan psikologi.

Dalam perjalanan membiasakan diri untuk menjadi spontan tidak semulus paha atas daging ayam sebelum jadi kriuknya Golden Aroma A&W. Suatu ketika, dalam penulisan karya ilmiah tugas kampus di jenjang magister, aku dihadapkan pada detik H-7 pengumpulan jurnal riset. Masih panik, tapi masih dalam koridor lebih terkontrol, tetap membuatku tidak leluasa dalam berpikir, dan tetep “tremor” ngetik di laptop. Pasalnya memang baru selesai menulis tahap penyaringan data, belum pengolahan data, dan menuliskannya dalam sebuah diskusi dan framing dengan si teori. Kesialan satu persatu menghampiri, beberapa situs unduh jurnal tidak bisa dibuka. Deteksi pertama mungkin wifi kos sedang bermasalah, belilah paket data regular. Tetap zonk, tidak bisa diakses. Tentu saja otak tidak mau kalah dengan keadaan, trus saja mencari alterntaif lain.

Dapat!

Meski tidak maksimal, tapi cukup menambah referensi bahan-bahanku untuk meramu karyaku ini. Beberapa hari begadang, tetap belum selesai. Walhasil, datanglah H-1. Tentu saja, dadaku ini lelah berdebar. Website tempat pengumpulan si karya sedang dalam masa perbaikan. Sempurna! Sempurna membuat hidupku menjadi seperti roller coaster seminggu.

Masih berkutat dengan penugasan kuliah. Salah satunya adalah pembuatan video projek. Jangan dibayangkan seperti “wah”nya youtuber masa kini. Video ini sunnah untuk diupload di kanal pribadi semacam youtube atau media sosial lainnya yang dipunya, kalau juga cukup percaya diri. Yang jelas, projek ini sudah digagas sekian lama, diberitahukan jauh-jauh hari lengkap dengan bentuk penilaian dan kriterianya. Merasa sok sibuk di hari sebelumnya membuat kali ini benar-benar dikejar rasa bersalah karena lalai dan cemas, karena pastilah aku tidak “PRO” sekali dalam hal menuntaskan permasalahan ‘procastination’ku. Perencanaan matangku, ditambah menit ke menit, jam per jam, detailing apa saja tugasku di waktu tersebut, membuatku amat PD akan menyelesaikan hingga sebelum hari H datang. Di menit ke sekian, semua file ku unggah ke aplikasi pembuat video, ndilalah terlalu banyak dan memberatkan sistem kerja dia. Ku putuskan mengulang unggahan dengan mengubah ukuran file-file ku itu.

Oh, crap!

Tetap saja gagal. Berputus asa memang tidak ada dalam kamusku. Diam sejenak, kemudian berpikir apakah solusi terbaik dan terefketif di tengah waktu mepet ini.

AHA!

Pinjam akun aplikasi seseorang. Ciyeee… SESEORANG!

Jiwa malaikatnya terus aku elus, supaya mempercayakanku menggunakan si aplikasi barang sebentar. Udah dapet. Mulailah kembali beraksi. Sembari menyamankan diri dengan aplikasi baru ini, otak juga mikir konsep tumpukan file apa adanya gini bakal dimasak apa. Setelah melewati malam berliku…

Inih 🥺 “Walah… This is it. Brownies coklat bertabur coco chips ala saya.” (Bisa di klik loh itu si Brownies cokelaat)

CUKUP!

Jangan diketawain 🙄

Kutipan ala-ala

Secara harfiah memang semesta tidak merestuiku menjadi procrastinator apalah sebutannya itu. Baik disengaja maupun tidak, berniat atau tidak, semesta memberikan kejutan-kejutan ekstrim yang membuat kalang kabut dan dedel duwel. Tapi hidup terus berlanjut. Namanya idealisme dan keyakinan memang kadang bisa berubah, semakin goyah atau kuat tergantung keputusannya akan dibawa kemana.

***

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Ms. Novilosophy
Ms. Novilosophy

Written by Ms. Novilosophy

“Look at me as many times as you wish, but you won’t get to know me! Since you have last seen me, I’ve changed a hundred times!” ~ Rumi

No responses yet

Write a response