Teruntuk lelaki yang selalu mengatakan kamu lebih baik dariku sayang, kemudian kau pergi…

Ms. Novilosophy
3 min readDec 7, 2019

--

Rasanya amat berat ketika harus menerima pandangan rumusan orang bahwa “wanita dan lelaki diciptakan berbeda, dan lalu mereka akan saling melengkapi. Oleh karenanya mereka bersama”. Bagaimana tidak, jika aku adalah seorang perempuan yang dengan susah payah belajar menjadi berkemampuan dibidang yang layaknya perempuan pada umumnya sering dengungkan (macak, manak, masak), lalu akupun mahir dalam bidang yang mungkin cukup maskulin (bekerja keras mencukupi finasial sejak umur 17 tahun, sering memimpin suatu kegiatan, lebih dominan dalam mengambil keputusan, mandiri, logis, cermat, dan berani mengambil resiko). Kemudian kau datang dengan membawa kemampuan dasar dan ala kadarnya. Lantas kau meminta diriku untuk menjadi seorang yang lain, yang sesuai dengan objek gambaran sempurna di pandanganmu dan orang di sekitarmu? Ku rasa memang benar, bahwa sama tidak berarti adil, bahwa sempurna seharusnya diperuntukkan kedua belah pihak, pihak lelaki dan perempuan.

Perasaan tidak nyaman sang lelaki, jika wanita memiliki kemampuan lebih dalam bidang akademik, sosial kemasyarakatan, dan finasisal, cukup membuatmu kalangkabut bukan? Ragu jika wanita model seperti ini bisa dengan mudah dikendalikan dan diatur? Takut jika posisimu sebagai lelaki dan imam terancam dengan sikap dan cara berpikirku? Kenapa tidak datang dengan menawarkan sebuah kolaborasi dan penyesuaian, dibandingkan dengan hanya membawa asumsimu? Setahuku posisi seorang imam, dalam konteks ini adalah kaum-mu, bukan untuk berkuasa penuh dan diktator dalam membina sebuah bahtera kehidupan bersama.

Memiliki keyakinan akidah yang sama tidak menjamin seseorang akan memiliki cara pandang yang sama dalam menyikapi sesuatu. Menyalahi kodrat jika perempuan terlalu berperan aktif dalam berbagai kesempatan katamu? Penempatan perempuan dibawah lelaki dengan alasan kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita. Kultur menahun dalam bermasyarkat dari nenek moyang inilah, diakui atau tidak, di dalam keyakinan beragama dan sistem kerajaan terdahulu, belumlah ada perempuan yang bisa ditempatkan sebagai pemimpin kerajaan. Sehingga dominasi perempuan di berbagai bidang di zaman modern ini masih kau anggap tabu? Pun hal ini jika terbukti dalam cerita persoalan kerajaan, tidak ada catatan sejarah yang menuangkan bahwa dibawah pimpinan seorang wanita, kejayaan dan kesuksesan kerajaan tersebut dicatat dalam sejarah. Propagandakah? Atau adakah agenda tersembunyi yang diinginkan para lelaki?

Keriuhan dan gemuruh sosial media dalam menyikapi informasi instan, memicingkan kedua pasang mataku untuk melihat lebih jauh apa kesibukan mereka sesungguhnya, sehingga mampu berceloteh untuk sebuah kabar burung begitu cepat. Ternyata tidak ada beda zaman antara dulu sebelum kecanggihan internet bekerjasama dengan Instagram, FB, dan Youtube merekah, masih ada burung-burung tetangga yang aktif berkicau setiap waktu dengan bermodal mata dan telinga yang samar. Seolah sangat memahami betul siapa diriku, lalu berusaha memolesku sesuai harapan dan keyakinan mereka, mendikte bahwa perempuan berumur sepertiku tidak selaykanya memilih dan harus menerima saja. Kau pikir, aku yang seorang perempuan ini adalah sebuah objek? Mereka lupa, jika kuasa Tuhan jauh lebih valid dalam menciptakan sesosok diriku yang seperti ini.

Kebangganku adalah ketika bisa turut andil mengedukasi banyak manusia, entah walau hanya satu orang anak ataupun seorang manusia dewasa saja. Tidak perlu muluk-muluk berprinsip bahwa apa yang aku bagi harus 100% diterima oleh lawan bicaraku. Mungkin sekarang mereka belumlah siap, tapi akan ada saaatnya mereka ingat apa yang pernah aku ucapkan. Setidaknya aku berusaha bertutur untuk menyentuh relung hati mereka. Termasuk kamu, lelakiku.

Cobalah melihat perempuan dari sudut pandang segala presisi
Posisi mereka bukan untuk ditempatkan di belakangmu lagi
Jika seutuhnya perempuan bisa menempatkan diri
Seyogyanya lelaki mampu memahami

_Dancing with the wave 🎶

My wings are too heavy for you. That’s why I fly solo.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Ms. Novilosophy
Ms. Novilosophy

Written by Ms. Novilosophy

“Look at me as many times as you wish, but you won’t get to know me! Since you have last seen me, I’ve changed a hundred times!” ~ Rumi

No responses yet

Write a response