Untukku di November 2018 Lalu

Ms. Novilosophy
4 min readAug 2, 2022
Berbicaralah…!

Berbicara adalah salah satu karunia Tuhan yang dikhususkan bagi makhluk-Nya yang bernama manusia. Berbicara adalah pembeda manusia dengan hewan dan tumbuhan. Tentu, setiap makhluk-Nya dapat berkomunikasi dengan pengertiannya masing-masing, namun tidak dengan berbicara. Sungguh, karunia Tuhan tersebut telah menjadikan berbicara adalah sarana komunikasi yang paling kompleks, sehingga semua masalah pasti dapat ditemukan solusinya dengan berbicara, asalkan kedua belah pihak atau lebih mau saling mengerti dan saling mengasihi, seperti kodrat manusia pada awalnya yang berupa Adam dan Hawa.

Kisah mengenai Adam dan Hawa tentu memberi pelajaran berharga bagi setiap manusia yang ada di dunia ini, tentang arti penting komunikasi, kesalahan, hukuman, perjuangan, menunggu, hingga akhirnya berujung kepada kebahagiaan. Semua itu termaktub dalam kisah Adam dan Hawa, sepasang manusia pertama yang hidup di muka bumi ini. Hawa merayu Adam untuk bersama-sama memakan buah terlarang yang membuat Tuhan murka dan mengirimkan Adam dan Hawa ke dunia, Tuhan tak mau setengah-setengah dalam menghukum, dipisahkanlah mereka yang selama ini selalu bersama, namun memanglah Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesungguhnya mereka dipisahkan untuk dapat bertemu kembali.

Adam dan Hawa saling menyayangi, siapa yang tak tahu hal itu?

Adam bertahun-tahun mencari Hawa, begitupun juga Hawa yang mencari Adam di tempat terasing bernama Bumi. Mereka pergi mencari pujaan hatinya, mereka berusaha dan tidak berputus asa sedikitpun dari Rahmat Tuhan, hingga pada akhirnya mereka bertemu di tempat yang kini setiap tahun dikunjungi jutaan orang untuk berdiam diri melakukan puncak ibadah salah satu rukun Islam. Bukit itu adalah Bukit Kasih Sayang, atau mereka menyebutnya Jabal Rahmah. Saksi kasih sayang Tuhan kepada Hamba-Nya, Hamba kepada Tuhannya dan Hamba yang saling mengasihi.

Tuhan sering disebut dalam keseharian umat-Nya, Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang. Tuhan bahkan berjanji bahwa tidak akan memberikan suatu ujian melainkan ujian tersebut sesuai dengan kesanggupan hamba-Nya (2:286). Namun terkadang manusia merasa terpuruk dengan apa yang sedang dihadapinya, sungguh, Tuhan tetap bersama hamba-Nya dengan memberitahukan bahwa manusia yang menyembah-Nya tak usah berlarut dalam kesedihan hati dalam setiap permasalahan yang dihadapi (3:139). Kemudian manusia, anak-cucu Adam dan Hawa selalu bertanya-tanya, “bagaimanakah cara menghadapi semua permasalahan ini, Tuhan?” Tuhan tersenyum dan kembali berfirman bahwa ada dua penolong, dan itu memang tidak mudah untuk dilakukan, namun bukan berarti mustahil untuk dilaksanakan, bukan? (2:45).

Hidup ini memang penuh dengan masalah karena hidup tidak sesederhana hitam dan putih, hitam dan putih akan selalu terpisah bagai langit dan bumi. Hanya, semua ini seakan terbantah dengan Taijitu (simbol) yang sangat terkenal, Yin dan Yang. Mungkin tidak ada yang sadar bahwa aspek filosofis Taijitu zaman Dinasti Song yang diciptakan oleh Zhou Dunyi itu dalam hubungan relasi, Yin sebagai wanita dan Yang sebagai pria. Mereka menjadi satu sebagai dua bagian dari keseluruhan. Inti dari hal tersebut adalah dua unsur keberadaan yang berlawanan tetapi saling melengkapi. Sesungguhnya tiada permasalahan berat jika dapat dilalui bersama-sama, bukan sebagai hitam atau putih, tetapi melebur menjadi abu-abu.

Apapun yang dirahasiakan oleh Tuhan masih akan tetap menjadi rahasia-Nya. Manusia hanya bisa berdoa yang terbaik bagi dirinya, sekitarnya, dunianya, cita-citanya, hidupnya dan segalanya. Tuhan adalah sebaik-baik tempat berdoa, Tuhan bahkan menyerukan untuk berdoa kepada-Nya, dan berjanji akan mengabulkannya (40:60). Sungguh, terkabulnya doa, apapun itu, jauh lebih indah daripada merah matahari senja di ufuk barat.

Ronce Bunga Melati

Senja di ufuk barat memang indah, rona merahnya seakan membuat siapapun terkesima dengan keindahan bumi pertiwi. Keindahan Indonesia memang takkan terlupa, meski nanti tak lagi menginjak tanahnya. Salah satu keindahan khas Indonesia adalah bunga puspa bangsa yang suci dan wangi. Berbagai nama disematkan kepada bunga nasional itu, seperti Meulu cut atau Meulu China (Aceh), Menyuru (Banda), Menuh (Bali), Mundu (Bima dan Sumbawa), Melur atau Melor (Gayo dan Batak Karo), Menur, Mlati, atau Melati (Jawa dan Sunda), Malete (Madura), dan Manyora (Timor). Dalam bahasa lain, bunga nasional ini dikenal sebagai Jasmine, sesuai dengan nama genus bunga ini, Jasminum.

Ia akan selalu ada dalam perjalanan hidup manusia di Nusantara, saat pengguntingan rambut bayi, ia ada di dalam baskom air memberi semerbak wanginya kepada seluruh khalayak. Saat melangsungkan pernikahan, ia menjelma sebagai perhiasan yang cantik, anggun, putih, bersih, melambangkan kesucian dan kesakralan pernikahan antar dua anak Adam dan Hawa. Saat tiba kematian, ia menjadi sangat bersahaja, tunduk pada kuasa ilahi bahwa setiap manusia akan mati dan ia menjadi saksi, ia dikalungkan di kendaraan terakhir manusia, ia ikut ditaburkan di atas tanah yang masih basah setelah digali, atau tanah yang sudah kering, tempat persemayaman terakhir semua insan manusia.

Ada baiknya kehidupan ini meniru bunga melati. Ia tiada berduri, takkan pernah menyakiti siapapun, ia tidak berwarna-warni, takkan pernah menyombongkan apa yang ia punya, ia ditakdirkan lebih kecil dari yang lain, agar ia selalu sederhana dan bersahaja, ia berbau wangi semerbak, hadirkan kebahagiaan bagi semua orang, ia adalah melati, tetap anggun, mampu dan cocok ditempatkan dimanapun dia berada tanpa mengubah sedikitpun nilainya. Sungguh, Terima kasih Tuhan, sudah Engkau ciptakan Melati yang cantik, harum dan manis ini.

:)

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Ms. Novilosophy
Ms. Novilosophy

Written by Ms. Novilosophy

“Look at me as many times as you wish, but you won’t get to know me! Since you have last seen me, I’ve changed a hundred times!” ~ Rumi

No responses yet

Write a response