(Yang Seharusnya) Hadiah Ulang Tahun Ayahku

Bergegas sebelum senja menghampiri,

Berlari dengan sedikit gaun hitam menyapu tanah kering,

Senyum merekah di pembuka Bulan Juli,

Tidak akan banyak kata untuk sekedar menggerutu,

Kali ini aku sungguh-sungguh mengimani setiap derap langkah kakiku,

Sambil mengayunkan sekeranjang penuh mawar merah,

mawar putih,

melati,

kenanga,

kantil putih,

kantil kuning,

sedap malam,

dan kamboja,

Ku niatkan duduk bersimpuh di samping batu nisan hitam bertinta emas,

“Terima kasih, ayah. Ini untukmu.”

Bisikku lirih sambil mendekap kumpulan LoA di dadaku

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Ms. Novilosophy
Ms. Novilosophy

Written by Ms. Novilosophy

“Look at me as many times as you wish, but you won’t get to know me! Since you have last seen me, I’ve changed a hundred times!” ~ Rumi

No responses yet

Write a response